Jumat, 01 Februari 2013

GAMBARAN UMUM PDAM TIRTASARI DAN PEMERINTAH KOTA BINJAI



1.     GAMBARAN PELAYANAN AIR BERSIH PDAM TIRTASARI

Wilayah Kota Binjai merupakan wilayah yang dihuni sebagian oleh industri dan pemukiman. Berdasarkan data statistik Binjai Dalam Angka tahun 2010, industri Kota Binjai terdiri dari Industri Pengolahan, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan dan Sektor Jasa – jasa.
Dengan tingkat kepadatan penduduk yang relatif tinggi khususnya Kecamatan Binjai Kota dengan 7.328 jiwa/Km2 dan juga pertumbuhan penduduk Kota Binjai secara keseluruhan cukup tinggi, menunjukkan  adanya peluang yang besar bagi berkembangnya PDAM Tirtasari, Kota Binjai terkait dengan kebutuhan air bersih.
Keberadaan PDAM Tirtasari Binjai yang perannya sebagai penyedia air minum kota secara resmi dikukuhkan pendiriannya pada tahun 1976, melalui Peraturan Daerah Kotamadya Tingkat II Binjai No. 12 tahun 1976, tanggal 28 April 1976 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Kota Binjai yang disahkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1 Sumatera Utara dengan Surat Keputusan Nomor 362/I/GSU tanggal 15 Juni 1976 dan telah diundangkan dalam Lembaran Daerah Kotamadya Tingkat II Binjai Nomor 2 Seri A tanggal 18 Juni 1976.
Kegiatan perusahaan telah ditetapkan, yaitu mengusahakan penyediaan air bersih yang sehat dan memenuhi syarat bagi masyarakat daerah Kota Binjai. 



2.     SUMBER AIR DAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR

PDAM Tirtasari menyalurkan air sebanyak 3.730.046 M3 dengan jumlah pelanggan sebanyak 128.108.

Banyaknya Air Minum yang disalurkan Menurut Jenis Pelanggan Tahun 2009
 No
Jenis Pelanggan
Jumlah Pelanggan
1
Rumah Tangga
107.302
2
Industri
479
3
Badan Sosial/Rumah Sakit/Tempat Ibadah
1747
4
Sarana Umum
276
5
Perusahaan Perdagangan
12.989
6
Instansi Pemerintah
5.255
7
Lain - lain
60
Tabel 1 : Banyaknya Air Minum yang disalurkan Menurut Jenis Pelanggan Tahun 2009[1]

Daerah pelayanan air minum PDAM Tirtasari Binjai telah berkembang mengikuti perkembangan Kota Binjai. Cakupan pelayanan PDAM Tirtasari Binjai terhadap jumlah penduduk administrasi Kota Binjai berdasarkan data tahun 2011 baru mencapai 23,15%.  

Sistem operasional penyediaan air minum yang diberikan oleh PDAM Tirtasari Binjai adalah dibagian hulu atau produksi telah memanfaatkan air Sungai Bingai sebagai bahan baku utama produksi untuk melayani pelanggannya yang tersebar di 5 Kecamatan Kota Binjai. 


                                                 Gambar 1: Peta Jaringan PDAM Tirtasari Binjai[2]


Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtasari, Kota Binjai saat ini beroperasi dalam kondisi yang belum seluruhnya baik, untuk aspek teknis maunpun non-teknis masih membutuhkan perbaikan yang sangat besar. Namun demikian, upaya untuk terus meningkatkan kondisi perusahaan senantiasa terus dilakukan sehingga misi dan visi yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh PDAM Tirtasari, Kota Binjai. 

Gambaran kondisi PDAM Kota Binjai per 30 Juni 2012 untuk beberapa aspek adalah sebagai berikut :

a.     Berdasarkan data kependudukan pada tahun 2010 untuk Kota Binjai sebesar 246.154 jiwa dengan  proyeksi rata-rata pertumbuhan 0,86 % ( rata-rata pertumbuhan penduduk tiap tahun) dari 246.154 jiwa menjadi 248.271 jiwa pada tahun 2011.
b.     Jumlah sistem produksi yang digunakan PDAM saat ini adalah sebanyak 5 unit, dengan rincian seperti terlihat pada tabel berikut :

No.
Lokasi
Jenis Sumber
Kapasitas  (lt/detik)
Desain/Terpasang
Produksi
1
WTP Marcapada
Air Permukaan
170
145
2
Arhanudse II
Sumur Dalam
5
5
3
Berngam
Sumur Dalam
5
5
4
Tandam
Sumur Dalam
10
5
5
Mencirim
Sumur  Dalam
10
10
Jumlah
200
170








Tabel 2 : Jumlah sistem produksi yang digunakan PDAM saat ini
 
 





Jenis sistem yang digunakan adalah IPA dan sumur bor, sedangkan sumber air yang dimanfaatkan adalah air permukaan dan sumur dalam. Selanjutnya, sistem pengaliran yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air seluruh pelanggannya di wilayah Kota Binjai adalah dengan sistem pompanisasi.

c.     Water meter induk yang digunakan PDAM saat ini berjumlah hanya 3 buah , yang terdiri dari 2 buah di unit produksi dan 1 buah di unit distribusi. Dari water meter yang digunakan, kondisi water meter yang masih akurat sebanyak 1 buah di unit distribusi   sedangkan sisanya di unit produksi mengalami kerusakan/tidak akurat disebabkan tidak adanya prasedimentasi sehingga air baku yang masuk ke unit produksi melalui water meter masih mengandung banyak sampah.


Aspek Teknis 

a.     Dari seluruh sistem yang ada saat ini, jumlah kapasitas terpasang adalah 200 l/detik, sedangkan jumlah kapasitas yang dioperasikan adalah sebesar 170 l/detik. Besarnya selisih antara kapasitas terpasang dengan kapasitas yang dioperasikan (idle kapacity) dikarenakan jaringan distribusi yang ada belum dapat mensuplay air secara optimal dan  pelanggan yang ada belum dapat menyerap seluruh hasil produksi yang dihasilkan.
b.     Pada saat ini jam operasi produksi air minum berjalan selama 24 jam dan operasi distribusi juga dilakukan selama 24 jam setiap hari.
c.     Produksi air per 31 Desember 2011 hanya mengalami peningkatan sebesar 3,27 % dibanding tahun 2010, dimana jumlah produksi air pada tahun 2010  sebesar  3.901.591 m3 menjadi 4.029.048 m3 pada tahun 2011.
d.     Sedangkan jumlah air yang didistribusikan hanya mengalami peningkatan150.454 m3 yaitu dari 3.719.866 m3 pada tahun 2010 menjadi 3.870.320 m3 pada tahun 2011. Sedikitnya peningkatan air yang didistribusikan ini karena kurangnya penambahan jumlah pelanggan PDAM Tirtasari, Kota Binjai pada periode ini.
e.     Selengkapnya data produksi dan distribusi dapat dilihat pada tabel berikut ini:

No.
Uraian

Tahun
2009
Tahun
2010

Tahun
2011
1
Kapasitas Terpasang (l/detik)
190
200
200
2
Kapasitas Dioperasikan (l/detik)
140
160
170
3
Kapasitas Menganggur / idle capacity (l/detik)
50
40
30
4
Operasi Produksi (Jam)
24
24
24
5
Operasi Distribusi (Jam)
24
24
24
6
Jumlah Produksi Air




- Produksi Instalasi PDAM (000 m3/tahun)
3.649.861
3.901.591
4.029.048

- Pembelian Air dari Pihak Lain (000 m3/tahun)
-
-
-
7
Jumlah air didistribusikan (000 m3/tahun)
3.478.130
3.719.866
3..870.320
            Tabel 3 : data produksi dan distribusi[3]


Aspek Manajemen

a.     Selama 2 tahun terakhir jumlah kehilangan air (selisih produksi dengan air terjual) mengalami kenaikan yaitu 1.073.720 m3 pada tahun 2010 atau setara dengan 28.06%  kemudian 1.115.138 m3 atau sekitar 27.56% pada tahun 2011 karena kehilangan air yang diproduksi oleh PDAM Tirtasari disebabkan banyaknya kondisi meter air pelanggan yang rusak dan adanya kebocoran pada pipa  transmi dan distribusi.
b.     Tarif dasar air minum saat ini adalah Rp. 1.680/m3 yang ditetapkan melalui surat keputusan Walikota Binjai No 690-2451/K/2008 tanggal 07 Nopember 2008 dan berlaku efektif di tanggal 01 Januari 2009.  Tarif tersebut lebih rendah 106 %  dibanding dengan biaya produksi.
c.     Jangka waktu penagihan piutang PDAM Tirtasari Kota Binjai selama 2 tahun terakhir mengalami penurunan yaitu dari 61 hari pada tahun 2010 menjadi 72 hari pada tahun 2011.
d.     Rasio karyawan PDAM Tirtasari Kota Binjai untuk 1000 pelanggan selama 2 tahun terakhir belum mengalami perubahan hanya berkurang 1orang yaitu dari tahun 2010 sebanyak 20 orang menjadi 19 orang pada tahun 2011.
e.     Jumlah pelanggan selama 2 tahun terakhir hanya sedikit mengalami peningkatan yaitu dari 11.377  sambungan langganan (sl) pada tahun 2010 menjadi 11.602 sambungan langganan (sl) pada tahun 2011. Sedikitnya pertambahan pelanggan ini walaupun telah didukung adanya program sambungan murah yang disubsidi oleh Pemerintah Kota Binjai hal ini karena belum optimalnya pelayanan dan mudahnya masyarakat mendapatkan air tanah dangkal
f.      Jumlah pelanggan yang water meternya tidak berfungsi adalah sebanyak 2.200 unit, hal ini terjadi karena  usia water meter rata-rata sudah diatas 5 (lima) tahun.
g.     Jumlah penjualan air selama 2 tahun terakhir mengalami peningkatan  yaitu dari 2.646.066 m3 pada tahun 2010  menjadi  2.764.961 m3 pada tahun 2011. Penjualan air kepada pelanggan terbanyak adalah jenis pelanggan Rumah Tangga/Niaga/Industri, yaitu sebesar 70% dari jumlah air terjual.
h.     Cakupan pelayanan pada tahun 2011 adalah sebesar 23,15 % dari jumlah penduduk Kota Binjai. Rendahnya cakupan pelayanan tersebut karena belum optimalnya pendistribusian air ke daerah pengembangan.
i.      Selengkapnya data jumlah pelanggan dan penjualan air menurut golongan pelanggan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

No.
Uraian
2009
2010
2011
1
Jumlah Kehilangan Air (Distribusi – Air Terjual) (000 m3/tahun)
1.049
1.074
1.115
2
Tarif Air Minum




a. Tarif Dasar (Rp./m3)
1.680
1.680
1.680

b. Nomor & Tanggal Surat Keputusan
690-2451 07/11/2008
690-2451 07/11/2008
690-2451 07/11/2008

c. Berlaku Efektif per tanggal
01 Jan 2009
01 Jan 2009
01 Jan 2009
3
Jangka Waktu Penagihan Piutang (hari)
113
61
72
4
Jumlah Karyawan per 1000 pelanggan
20
20
19
5
Cakupan Pelayanan
22,9 %
23,10 %
23,15 %
6
a. Jumlah Pelanggan (unit) – Aktif
11.106
11.377
11.602

- Sosial dan Hidran Umum
172
173
176

- Rumah Tangga
9,377
9,619
9.747

- Instansi Pemerintah
411
410
408

- Niaga
1,108
1,136
1.230

- Industri
38
39
41

- Khusus
-
-
-

- Lain-lain
-
-
-

b. Jumlah Pelanggan Tanpa Water Meter (unit)
-
-
-

c. Jumlah Pelanggan Water Meter Tidak Berfungsi (unit)
1.850
1.900
2.200
7
Jumlah Air Terjual (000 m3/tahun)
2.698
2,646
2.765

- Sosial (000 m3/tahun)
94
87
101

- Rumah Tangga (000 m3/tahun)
1,838
1,805
1.884

- Instansi Pemerintah (000 m3/tahun)
441
439
431

- Niaga (000 m3/tahun)
322
311
344

- Industri (000 m3/tahun)
3
4
5

- Khusus (000 m3/tahun)
-
-
-

- Lain - lain (000 m3/tahun)
-
-
-
Tabel 4 : Data jumlah pelanggan dan penjualan air menurut golongan pelanggan[4]

 

3.     GAMBARAN PEMERINTAH KOTA BINJAI

Masih sangat sedikit sekali terungkapkan mengenai asal usul kota Binjai di masa silam, yang disebut sebagai sebuah kota yang terletak di antara Sungai Mencirim di sebelah timur dan Sungai Bingai di sebelah barat, terletak di antara dua kerajaan Melayu yaitu Kesultanan Deli dan Kerajaan Langkat.

Berdasarkan penuturan orang-orang tua yang yang kini sudah tiada yang diperkirakan mengetahui sejarah asal usul kota Binjai, baik yang dikisahkan atau yang diriwayatkan dalam berbagai tulisan yang pernah dijumpai, bahwa kota Binjai itu berasal dari sebuah kampung yang kecil terletak di pinggir Sungai Bingai, kira-kira di Kelurahan Pekan Binjai yang sekarang. Upacara adat dalam rangka pembukaan Kampung tersebut diadakan di bawah sebatang Pohon Binjai (Mangifera Caesia) yang rindang yang batangnya amat besar, tumbuh kokoh di pinggir Sungai Bingai yang bermuara ke Sungai Wampu, sungai yang cukup besar dan dapat dilayari sampan-sampan besar yang berkayuh sampai jauh ke udik.

Di sekitar pohon Binjai yang besar itulah kemudian dibangun beberapa rumah yang lama-kelamaan menjadi besar dan luas yang akhirnya berkembang menjadi bandar atau pelabuhan yang ramai didatangi oleh tongkang-tongkang yang datang dari Stabat, Tanjung Pura dan juga dari Selat Malaka.

Kemudian nama pohon Binjai itulah yang akhirnya melekat menjadi nama kota Binjai. Konon pohon Binjai ini adalah sebangsa pohon embacang dan istilahnya berasal dari bahasa Karo.

Letak geografis Binjai 03°03'40" - 03°40'02" LU dan 98°27'03" - 98°39'32" BT. Ketinggian rata-rata adalah 28 meter di atas permukaan laut. Sebenarnya, Binjai hanya berjarak 8 km dari Medan bila dihitung dari perbatasan di antara kedua wilayah yang dipisahkan oleh Kabupaten Deli Serdang. Jalan Raya Medan Binjai yang panjangnya 22 km, 9 km pertama berada di dalam wilayah Kota Medan, Km 10 sampai Km 17 berada dalam wilayah Kabupaten Deli Serdang dan mulai Km 17 adalah berada dalam wilayah Kota Binjai.

Ada 2 sungai yang membelah Kota Binjai yaitu Sungai Bingai dan Mencirim yang menyuplai kebutuhan sumber air bersih bagi PDAM Tirtasari Binjai untuk kemudian disalurkan untuk kebutuhan penduduk kota. Namun di pinggiran kota, masih banyak penduduk yang menggantungkan kebutuhan air mereka kepada air sumur yang memang masih layak dikonsumsi.

Batas wilayah

Kota Binjai terbagi atas 5 kecamatan yang kemudian dibagi lagi menjadi 37 kelurahan dan desa. Sedianya Binjai hanyalah sebuah kecamatan di dalam lingkup Kabupaten Langkat. Lima kecamatan tersebut masing-masing adalah:
·         Binjai Kota
·         Binjai Utara
·         Binjai Selatan
·         Binjai Barat
·         Binjai Timur


Kecamatan Binjai Kota, Binjai Timur dan Binjai Selatan baru dibentuk pada tahun 1981.

Wali kota Binjai yang sekarang adalah H.M.Idaham SH MSi dan Wakil wali kota Timbas Tarigan Amd yang dilantik pada tanggal 13 Agustus 2010 untuk masa jabatan 2010-2015. Wali kota berkantor di Balai Kota yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman No. 6, Binjai.

Kota Binjai sebelumnya merupakan tempat bermarkas Kepolisian Resort Langkat yang mengurusi urusan kepolisian Kota Binjai dan Kabupaten Langkat. Pada tahun 2001, Polres Langkat kemudian dipindahkan bermarkas di Stabat, ibukota Kabupaten Langkat. Sedangkan untuk Kota Binjai dibentuk Kepolisian Resort Kota Binjai (Polresta Binjai).

Tepat di depan kantor wali kota, terdapat Lapangan Merdeka dan Pendopo Umar Baki di Jalan Veteran. Lapangan Merdeka merupakan alun-alun warga Kota Binjai sedangkan Pendopo Umar Baki adalah gedung serba guna untuk melangsungkan banyak acara resmi maupun tidak resmi.

Kota Binjai merupakan kota multi etnis, dihuni oleh suku Jawa, suku Batak Karo, suku Tionghoa dan suku Melayu. Kemajemukan etnis ini menjadikan Binjai kaya akan kebudayaan yang beragam. Jumlah penduduk kota Binjai sampai pada April 2003 adalah 223.535 jiwa dengan kepadatan penduduk 2.506 jiwa/km persegi. Tenaga kerja produktif sekitar 160.000 jiwa. Banyak juga penduduk Binjai yang bekerja di Medan karena transportasi dan jarak yang relatif dekat.

Agama yang dianut oleh masyarakat di Binjai terutama:
·         Islam - dipeluk mayoritas suku Jawa dan Melayu, mesjid terbesar berlokasi di Jalan Kapten Machmud Ismail.
·         Kristen - dipeluk sebagian besar suku batak Karo.
·         Buddha - dipeluk mayoritas suku Tionghoa yang berdomisili di Binjai Kota dan Binjai Barat.
·         Hindu - ada 1 pura di Binjai berlokasi di Jalan Ahmad Yani, agama Hindu dipeluk terutama oleh etnis India.

Daerah komersial dan pusat perekonomian serta pusat pemerintahan terutama berpusat di wilayah Kecamatan Binjai Kota. Kawasan perindustrian dipusatkan di daerah Binjai Utara, sedangkan di sebelah timur dan selatan adalah daerah konsentrasi pertanian. Daerah pengembangan peternakan dipusatkan di kawasan Binjai Barat. Kawasan Industri Binjai di Kecamatan Binjai Utara direncanakan di Kelurahan Cengkeh Turi dengan luas wilayah 300 ha. Binjai juga adalah penghasil minyak bumi dan gas ditandai dengan kawasan eksplorasi minyak bumi dan gas alam di kawasan Tandam Hilir, Kecamatan Binjai Utara.

Data tahun 1999 menunjukkan bahwa 29% dari total kegiatan perekonomian di Kotamadya Binjai bersumber dari sektor perdagangan dan jasa. Sedangkan sektor industri menyumbang nilai 23% dari total kegiatan perekonomian tadi. Pendapatan per kapita penduduk Binjai adalah sebesar Rp. 3,3 juta, sayang angka ini masih berada di bawah rata-rata pendapatan per kapita propinsi Sumatera Utara yang besarnya Rp. 4,9 juta.

Laju pertumbuhan ekonomi Kota Binjai atas dasar harga tetap sebesar 5,68 persen pada tahun 2007. Hal ini menunjukkan kenaikan yang cukup baik jika dibandingkan dengan tahun 2006 sebesar 5,32 persen.

Secara umum ada empat sektor yang cukup dominan dalam pembentukan total PDRB Kota Binjai yaitu Sektor Industri Pengolahan, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, Sektor Keuangan,Persewaan dan Jasa Perusahaan dan Sektor Jasa - jasa
Bidang perkebunan tentu saja yang menjadi perhatian adalah perkebunan rambutan yang mencapai 425 ha dengan kapasitas produksi 2.400 ton per tahun.  Sayangnya, kapasitas sebesar ini tidak dibarengi dengan modernisasi industri pengolahan rambutan menjadi komoditi unggulan yang bernilai plus dibandingkan dengan hanya menjual buah rambutan itu sendiri, misalnya industri pengalengan rambutan dengan jalur pemasaran yang komplit.

Pusat perbelanjaan tradisional di Binjai melayani penjual dan pembeli dari Binjai sendiri dan Kabupaten Langkat. Pasar tradisional misalnya:
·         Pusat Pasar Tavip - merupakan pasar tradisional terbesar di Binjai, lokasi di Binjai Kota.
·         Pasar Kebun Lada - berlokasi di Binjai Utara
·         Pasar Brahrang - berlokasi di Binjai Barat
·         Pasar Rambung - berlokasi di Binjai Selatan
·         Pasar Trengganu - berlokasi di Binjai Timur

Selain itu juga ada pusat perbelanjaan modern seperti:
·         Binjai Supermall
·         Pusat perbelanjaan Suzuya
·         Mini Market Tahiti
·         Toserba Binjai Ramayana
·         Mall Ramayana

Pertokoan komersial yang lebih kecil terutama terpusat di rumah toko (ruko) sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, juga ada Jalan Ahmad Yani (d/h Jalan Bangkatan) yang menjadi pusat makanan di malam hari.

Sampai saat ini, jumlah sekolah umum yang terdaftar di Pemerintah Dati II Binjai adalah 154 SD, 37 SMP, 9 MT, 31 SMU dan 10 MA, keseluruhan berjumlah 241 buah. Jumlah penduduk usia sekolah wajib (di bawah 19 tahun) adalah 78.000 jiwa. Dari total jumlah 241 buah sekolah ini, 85 sekolah di antaranya terletak di Binjai Utara. Salah satu sekolah yang terkenal adalah Sekolah Swasta Methodist Binjai yang masuk dalam 40 sekolah unggulan menurut majalah GATRA dengan judul "40+ Sekolah Unggulan" untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional.

Sarana transportasi di dalam kota Binjai terutama adalah beca mesin roda tiga yang unik dan mobil angkutan umum yang disebut sudako. Untuk transportasi ke luar kota, selain transportasi jalan, ada juga kereta api yang menghubungkan Binjai dengan Medan dan Kwala di Kabupaten Langkat.

Sampai dengan tahun 2007, prasarana jalan di Kota Binjai terdiri dari:
·         Jalan aspal 298 kilometer
·         Jalan kerikil 31 kilometer
·         Jalan tanah 91 kilometer

 
Letak Binjai juga tidak jauh dari bandara terdekat yaitu Bandara Polonia, Medan. Selain itu, pelabuhan terdekat juga akan dihubungkan dengan jalan tol bila proyek jalan tol Medan-Binjai selesai beberapa tahun lagi.




 
                        Gambar 2 : Kota Binjai [5]


Visi Pembangunan Kota Binjai Tahun 2010 - 2015 :
" Menuju Kota Binjai Idaman yang dinamis, berdaya saing dan nyaman dalam kebersamaan "

Misi Pembangunan Kota Binjai Tahun 2010-2015 adalah:
1.
Membangun Kota Binjai Idaman yang dinamis dan Berdaya Saing
2.
Membangun dan Meningkatkan Infrastruktur Perekonomian
3.
Membangun Masyarakat Sehat,Cerdas dan Berbuday
4.       Peningkatan Pelayanan Publik yang berkualitas
5.       Membangun dan Membina Kerukunan Hidup Beragama

 




[1] Sumber : Data PDAM Tirtasari Binjai, 2012
[2] Sumber : Data PDAM Tirtasari Binjai, 2012
[3] Sumber : Data PDAM Tirtasari Binjai, 2012
[4] Sumber : Data PDAM Tirtasari Binjai, 2012
[5] Sumber : Data BPS, 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar