Minggu, 20 Oktober 2013

APA ITU KONSEP FASILITASI VIBRAN

 BY INSPIRIT INNOVATION CIRCLES


Belakangan ini kita kerap mendengar istilah fasilitasi dan fasilitator disebutkan. Banyak orang dari latar belakang yang beragam, seperti pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, tokoh adat, pengusaha menyatakan bahwa
mereka adalah fasilitator perubahan masyarakat. Profesi sebagai fasilitator juga semakin dikenal dan dibutuhkan secara meluas di berbagai kalangan.

Apa sebenarnya fasilitasi atau fasilitator? Kata fasilitasi berakar dari kata “facile” (Bahasa Prancis) yang memiliki padanan kata Bahasa Indonesia “mudah”. Arti kata fasilitasi adalah “membuat sesuatu menjadi mudah, tidak sulit”.
Terminologi atau definisi dari kata fasilitasi yang berkembang dan disepakati dalam dunia fasilitasi itu, menyatakan bahwa fasilitasi adalah proses  memudahkan sekelompok orang untuk mencapai tujuannya dalam suatu pertemuan.

Dengan berkembangnya jaman, fasilitasi dirumuskan sebagai proses sadar, sepenuh hati dan sekuat tenaga membantu kelompok sukses meraih tujuan terbaiknya dengan taat pada nilai-nilai dasar partisipasi Fasilitator, atau dikenal sebagai “pemudah cara” di Malaysia, adalah orang yang memudahkan proses pertemuan sekelompok
orang dalam mencapai tujuannya.

Fasilitasi, Kepemimpinan dan Perubahan Sosial Kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Kerja dan kinerja kelompok tidak selalu efektif.

Beberapa hal yang menyebabkan sebuah kelompok tidak efektif dalam bekerja, antara lain :
• Fluktuasi jumlah anggota kelompok yang hadir
• Frekuensi pertemuan terlalu jarang atau terlalu sering
• Diskusi yang berkepanjangan, tanpa solusi
• Tujuan kelompok tidak jelas
• Terjadinya perubahan pada fokus atau tujuan kelompok
• Adanya anggota yang terlalu dominan
• Masalah penolakan anggota kelompok tidak terpecahkan
• Perbedaan kepribadian anggota-anggota kelompok dan adanya konflik pribadi
• Anggota yang satu mengganggu anggota yang lainnya
• Adanya perbedaan pandangan
• Pemecahan masalah yang terlalu cepat dan tidak efektif
• Keputusan diambil tanpa keberadaan dukungan yang berarti dari para anggota kelompok
• Agenda pribadi mempengaruhi perilaku dan opini para anggota kelompok
• Anggota kelompok berasal dari kubu yang berlawanan
• Keputusan dan aksi yang dihasilkan tidak direkam atau ditulis, sehingga anggota “lupa” atau kurang jelas dengan
    proses pertemuan yang telah lewat.
• Kesalahpahaman dan masalah lain yang berhubungan dengan minimnya pemahaman akan perbedaan
   kebudayaan atau kebiasaan

 Daftar ini dapat bertambah lebih panjang lagi. Mengelola kelompok dan dinamika kelompok itu sendiri memang bisa jadi tidak sederhana dan tidak mudah. Tanpa adanya kepemimpinan yang terlatih dan efektif serta metode pengelolaan yang tepat dan jitu, tidak akan mudah bagi kelompok untuk menjadi efektif. Pada tahun-tahun belakangan ini, terdapat banyak organisasi yang menjadi lebih produktif atau diselamatkan dengan menggunakan fasilitasi.


Tujuan Fasilitasi yang Efektif

Sebuah fasilitasi yang efektif akan membuat kerja kelompok menjadi lebih mudah. Seorang fasilitator harus tidak hanya menolong kelompok mendiskusikan isu, tapi – sudah seharusnya – juga memandu kelompok untuk
merancang dan mencapai hasil-hasil yang tidak teridentifikasi sebelumnya. Anggota-anggota kelompok harus mampu memberitahu yang lain apa yang dicapai dalam sebuah pertemuan.

Mereka seharusnya merasa terlibat dan berguna dalam pertemuan – bukan merasa membuang-buang waktu-.
Salah satu ciri sebuah fasilitasi yang efektif dapat dilihat dari keterlibatan anggota secara aktif dan adanya perasaan berguna dan memiliki; metode-metode fasilitasi diaplikasikan dengan tepat; dan hasil-hasil terukur yang berhasil dicapai akan berkontribusipada kemajuan kelompok. Salah satu cara menguji fasilitasi yang efektif adalah melihat
apa yang terjadi usai rapat. Perhatikan saja, usai pengambilan keputusan yang didukung 100 persen oleh seluruh anggota, aksi pasti akan lengkap, petunjuk-petunjuk kerja dibuat, dan kanal-kanal komunikasi tetap terbuka.

Dalam memfasilitasi produktivitas, adalah sangat penting untuk menaruh tujuan di depan dan mencoba realistis atas apa yang dapat dituntaskan. Salah satu masalah terbesar adalah ketika sebuah kelompok mendapatkan fasilitator yang sangat terlatih, orang-orang mengharapkan keajaiban! Agenda yang terlalu ambisius pun dipancangkan, tapi belum tentu terselesaikan.

Kadang kala fasilitasi tidak berjalan dengan baik. Ini disebabkan oleh beberapa alasan : tehnik atau metode fasilitasi miskin, perilaku dan sikap anggota yang tercela, tidak siap atau hanya dipahami oleh sebagian peserta (sementara peserta yang lainnya stres karena rapat), perencanaan rapat yang buruk, dan lain sebagainya. Fasilitator, khususnya saat mereka sudah cukup memiliki pengalaman dan semakin terlatih, dapat  mengenali faktor-faktor apa saja yang berkontribusi pada kegagalan. Meski kadang “kegagalan” justru bisa dijadikan tanda apa yang perlu dilakukan di waktu mendatang.

Kelompok kadang gagal membuat kemajuan karena memutuskan tidak menuruti nasihat fasilitator. Karena fasilitator tidak memaksa kelompok untuk beraksi atau memutuskan, kegagalan dalam kasus ini mungkin tidak bisa
dikatakan sebagai tanggung jawab fasilitator, meski tidak selalu jelas tanggung jawab siapa.

Idealnya, fasilitator, kelompok  dan pemimpin kelompok berpartisipasi dalam rapat agar kesuksesan atau  kegagalan dapat dialamatkan ke siapa saja yang hadir.

Fasilitator harus berhati-hati untuk tidak cepat menyalahkan diri mereka sendiri atas kegagalan. Hal-hal tersebut tidak untuk dijadikan kesalahan , melainkan untuk dipahami faktor-faktor apa saja yang menyebabkan pertemuan berjalan buruk. Banyak hal yang diperlukan agar sebuah rapat produktif.

Tanggung jawab fasilitator adalah menghantarkan kelompok dengan  metode berkualitas, proses, dan saran-saran. Begitu fasilitator meninggalkan kelompok  maka terserah kelompok mau menggunakan atau tidak. Jika kelompok mengambil pendekatan yang berbeda, fasilitator belum tentu bisa membantunya. Bagaimanapun juga, satu hal
yang penting, fasilitator harus menghormati mau mencoba metode-metode fasilitasi.

Fasilitasi yang baik memasukkan tujuan-tujuan pengembangan. Ketika sebuah kelompok mengambil bagian dalam sebuah pertemuan yang produktif, maka ini jadi kesempatan untuk membangun kelompok sebagai sebuah tim.

Kegiatan-kegiatan team-appreciation, team-building, dan team-strengthening dapat diikutsertakan. Fasilitasi yang paling efektif adalah membantu kelompok untuk mengerjakan tugas-tugasnya dan mencapai hasil dan pada saat yang sama, juga membangun kepercayaan dan keeratan di dalam tim.


Fasilitasi dan Kepemimpinan

Fasilitator memimpin kelompok dengan memberikan kelompok alat dan metode untuk menolong anggota kelompok bekerja produktif secara bersama-sama. Seorang fasilitator, bagaimanapun juga, tidak menentukan visi  dan 
kehendak kelompok. Itu adalah peran seorang pemimpin. Pemimpin perlu melakukan itu untuk menginspirasikan tindakan dan komitmen pada para pengikut mereka sehingga visi itu dapat terealisasi, atau paling tidak, kemajuan dapat dihasilkan melaluinya.

Dalam bekerja, fasilitator  bersikap netral pada visi dan misi yang dipegang kelompok, meski banyak fasilitator mungkin menemukan visi dan misi itu sebagai tren sesaat saja.

Dengan menggunakan proses kelompok dan menyediakan struktur yang diperlukan kelompok untuk memformulasi, meneliti, dan mendapatkan hasil, seorang fasilitator kadang-kadang seperti seorang pemimpin.

Fasilitator perlu mengingatkan kelompok untuk tidak memperlakukannya sebagai pemimpin – mengajarkan pada kelompok untuk tidak tergantung padanya. Fasilitator harus melepaskan kehendak mempengaruhi keputusan
dan keinginan untuk dilihat sebagai “sang ahli”.

Itu karena anggota kelompok sedang meningkatkan keterampilan mereka dalam mengambil keputusan dan memecahkan masalah dalam kelompok.

Para fasilitator memang mempengaruhi kesuksesan kelompok, tapi tidak mempengaruhi substansi pekerjaan kelompok. Mereka ikut terlibat dengan menyediakan panduan proses, keterampilan kelompok, dan struktur.

Fasilitator memang mengambil risiko, seperti juga seorang pemimpin, tapi  hanya di arena proses kelompok.

Sampai di sini, pertanyaan pun muncul: Apakah seorang pemimpin bisa menjadi fasilitator? Seorang pemimpin akan
mendapatkan banyak manfaat bila bersedia melangkah ke pinggir dari substansi pekerjaan kelompok, untuk memfasilitasi proses.

Pemimpin-pemimpin yang efektif telah memimpin melalui persuasi, kolaborasi, sama baiknya dengan fasilitasi. Pemimpin dapat terlihat mengoperasikan sebuah kontinuum di antara gaya persuasif dan pengarahan yang
tinggi di satu pihak, dan gaya fasilitasi di lain pihak. Situasi yang berbeda ini menuntut pendekatan yang berbeda pula.

Pemimpin yang dapat berperan sebagai fasilitator meramu perannya sebagai pemimpin visioner  dan pengatur dengan pemimpin yang mendengarkan dan memberdayakan.  Sebagai pemimpin yang fasilitatif, dia akan melibatkan pengikutnya semaksimal mungkin dalam pembentukan visi dan misi, menjunjung visi dan misi, serta membangun tim yang kohesif dan produktif. Fasilitasi yang dapat dilihat dari cahaya ini, sebagai sebuah pendekatan
kepemimpinan.






Vibrant

Dalam bahasa Inggris berarti penuh dengan energi dan antusiasme. Kata ini menjadi sebuah jiwa baru yang dikolaborasikan ke dalam dunia fasilitasi. Pendekatan fasilitasi yang dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip dasar partisipasi menjadi sebuah kekuatan baru ketika dimasuki vibran, karena fasilitasi vibran tersebut menggunakan kekuatan hati sekaligus pikiran.

Dimulai dengan hati, vibran menstimulus antusiasme yang penuh energi. Ini menular. Sehingga, energi positif beresonansi di antara peserta, menyebarkan gairah dan semangat terhadap masing-masing individu, antar
individu. Isi dan hasil pertemuan akan terang, cerdas dan ‘berwarna’ jadinya.

Antusiasme, Energi, Resonansi, Terang, dan Berwarna menjadi pijar baru dalam dunia fasilitasi. Antusiasme adalah Pelumas yang Sangat Handal untuk Pikiran Kata antusiasme sendiri berasal dari bahasa Yunani, enthousiasmos, yang mengandung arti terinspirasi atau Tuhan di dalam. Antusiasme punya kekuatan luarbiasa untuk menciptakan
momentum. Antusiasme juga bisa digunakan untuk melawan rasa takut, gugup dan juga dapat menciptakan energi. Memiliki antusiasme juga menciptakan rasa bahagia, dan energi.

Akan tetapi sangat banyak dari kita yang tidak antusias. Seperti contoh, melaksanakan peran sebagai fasilitator hanya sebatas pekerjaan semata, tidak dibarengi dengan antusias yang terkandung dalam kearifan vibran-nya.
Lebih lanjut, fasilitasi vibran tersebut adalah sebuah pendekatan non linier untuk memudahkan swakelola kelompok dalam mengubah konflik menjadi ketegangan kreatif  dengan menggunakan hati dan sekaligus pikiran.

Fasilitasi vibran ini mampu merefleksikan bagaimana nilai-nilai dasar demokrasi pada sebuah pertemuan dan menekankan pada kekuatan swakelola (self-organization), sehingga metode ini sangat cocok diterapkan pada kelompok yang memiliki persepsi beragam seperti pada proses pertemuan multi pihak, konsultasi kebijakan publik, partisipasi publik dan juga pada kelompok masyarakat yang berkonflik.

Gambar berikut memudahkan kita untuk lebih memahami fasilitasi vibran.


SEBERAPA BESAR FUNGSI OTAK KIRI DAN OTAK KANAN?




Perbedaan teori fungsi otak kanan dan otak kiri telah populer sejak tahun 1960. Seorang peneliti bernama Roger Sperry menemukan bahwa otak manusia terdiri dari 2 hemisfer (bagian), yaitu otak kanan dan otak kiri yang mempunyai fungsi yang berbeda. Atas jasanya ini beliau mendapat hadiah Nobel pada tahun 1981. Selain itu dia juga menemukan bahwa pada saat otak kanan sedang bekerja maka otak kiri cenderung lebih tenang, demikian pula sebaliknya.

Otak kanan berfungsi dalam hal persamaan, khayalan, kreativitas, bentuk atau ruang, emosi, musik dan warna. Daya ingat otak kanan bersifat panjang (long term memory). Bila terjadi kerusakan otak kanan misalnya pada penyakit stroke atau tumor otak, maka fungsi otak yang terganggu adalah kemampuan visual dan emosi misalnya.

Otak kiri berfungsi dalam hal perbedaan, angka, urutan, tulisan, bahasa, hitungan dan logika. Daya ingat otak kiri bersifat jangka pendek (short term memory). Bila terjadi kerusakan pada otak kiri maka akan terjadi gangguan dalam hal fungsi berbicara, berbahasa dan matematika.

Walaupun keduanya mempunyai fungsi yang berbeda, tetapi setiap individu mempunyai kecenderungan untuk mengunakan salah satu belahan yang dominan dalam menyelesaikan masalah hidup dan pekerjaan. Setiap belahan otak saling mendominasi dalam aktivitas namun keduanya terlibat dalam hampir semua proses pemikiran.

Otak Kanan Dan Otak Kiri Beserta Tesnya



Seseorang yang ‘hebat’ secara akademis, pada umumnya sangat kuat dalam logika, kata, daftar, angka, linieritas, analisis, dan sejenisnya. Menurut Tony Buzan (Use Your Head: 1993): hasil aktivitas otak kiri manusia.

Adapun otak kanan lebih berkaitan menangani irama, imajinasi, warna, angan-angan, kesadaran ruang, gambaran menyeluruh dan dimensi. Belakangan berkumandang anjuran, jangan hanya memanfaatkan otak kiri, otak kanan juga dong. Konon, para ilmuwan hebat memanfaatkan otak kiri. Para seniman kuat di otak kanan. Mana tahu, Sampeyan hebat memanfaatkan otak kiri, canggih membedayakan otak kiri. Piawai menghitung fulus fasih berimajinasi. Mana tahu lho.






Setiap manusia memiliki kecenderungannya masing2 dalam penggunaan otak kanan atau otak kiri, baik sadar ataupun dibawah sadarnya. Hal ini bergantung pada banyak faktor yang mempengaruhinya sejak masih kecil bahkan sejak dalam kandungan. Kecenderungan berpikir dengan otak kanan ataupun kiri merupakan hasil dari suatu proses yang sangat panjang dan yang tak boleh kita lupakan adalah kecenderungan ini adalah suatu berkah ciptaan Allah, Sang Maha Pencipta.

Dikarenakan kedua kecenderungan berpikir ini, baik dengan otak kanan maupun dengan otak kiri merupakan ciptaan Allah, maka ada baiknya kita masing2 membuka diri untuk menyelami dan menghayati keperbedaan ini, dengan sikap yang positif.

Untuk memahami fungsi otak kita, saya coba uraikan sebagai berikut:
Otak kanan — KREATIF — Bentuk, Intuisi, Lagu &musik, Warna warni, Simbol, Gambar, Imajinasi, Menghayal
Otak kiri – ANALITIK — Bahasa verbal, Matematika, Logika, Angka2, Urutan2, Penilaian, Analisis, Linier.

Dari penjabaran diatas, kita dapat simpulkan betapa perbedaan “bahasa” diantara kedua sisi otak kita adalah tidak sama. Seorang yang memilih jurusan, profesi atau pekerjaan berdasarkan kemampuan otaknya dalam mencerna “bahasa” pikiran, tentunya telah terbiasa menggunakan bagian otaknya (kanan atau kiri) sehingga bagian tersebut lebih banyak berperan dalam kehidupannya sehari-hari. Sehingga adalah kurang tepat, bila serta merta seorang seniman musik dipaksakan bekerja untuk menghitung angka2, rumus2 dan analisa. Demikian juga sebaliknya, adalah kurang tepat bila serta merta seorang financial analisis dipaksakan bekerja untuk hal2 yang bebahasa symbol, imajinasi dan gambar abstrak.
Selayaknya kita menganggap kecenderungan ini bukan sebagai suatu kelemahan, tapi justru menjadi suatu kelebihan pada tiap individu. Kelebihan yang bila diolah dengan baik akan menghasilkan KEKUATAN dalam diri individu itu sendiri.


PERCOBAAN KONFLIK OTAK KIRI DAN OTAK KANAN VS TEST WARNA




 Coba anda perhatikan tulisan-tulisan di atas yang menyatakan warna (Kuning, orange, biru, hitam, dan selanjutnya), kemudian sebutkanlah warnanya bukan menyebutkan tulisannya. Otak kanan anda berusaha menyebutkan warnanya, tetapi otak kiri anda tetap membaca tulisannya ! Coba anda praktekkan, pasti anda akan terganggu oleh konflik otak kiri dan otak kanan anda.

Gelar Akademik di Indonesia

Sebelum tahun 1993, gelar sarjana yang ada di Indonesia antara lain Doktorandus (Drs.), Doktoranda (Dra.), dan Insinyur (Ir.).

Setelah tahun 1993,penggunaan baku gelar sarjana yang ada di Indonesia antara lain :

  • Sarjana Peternakan (S.Pt)
  • Sarjana Ilmu Politik (S.IP)
  • Sarjana Ekonomi Islam (S. E. I.),
  • Sarjana Ekonomi (S.E.),
  • Sarjana Komputer (S.Kom.),
  • Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M.),
  • Sarjana Hukum (S.H.),
  • Sarjana Hukum Islam (S. H. I.),
  • Sarjana Administrasi Bisnis / Administrasi Niaga (S.AB.),
  • Sarjana Pertanian (S.P.),
  • Sarjana Teknik (S.T.),
  • Sarjana Teknologi Pertanian (S.T.P.),
  • Sarjana Agama (S.Ag.), saat ini berubah menjadi Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.),
  • Sarjana Pendidikan (S.Pd.),
  •  
  • Sarjana Ilmu Kepolisian (S.IK.),
  • Sarjana Psikologi (S.Psi.),
  • Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom.),
  • Sarjana Sosial (S.Sos.),
  • Sarjana Kehutanan (S.Hut.),
  • Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.),
  • Sarjana Syari'ah (S.Sy.),
  • Sarjana Sains (Teologi) (S.Si. (Teol.)),
  • Sarjana Teologi Islam (S.Th.I.),
  • Sarjana Teologi Kristen (S.Th.),
  • Sarjana Sains (S.Si.),
  • Sarjana Sains Terapan (SST.),
  • Sarjana Farmasi (S.Farm.),
  • Sarjana Seni (S. Sn), dan
  • Sarjana Administrasi Publik / Administrasi Negara (S.AP)
Gelar sarjana ditulis di belakang nama yang berhak dengan mencantumkan huruf S diikuti inisial bidang studi. Gelar Sarjana adalah gelar bagi lulusan program pendidikan akademik Strata 1 (S1) dan lulusan program pendidikan vokasi Diploma 4 (D IV). Beban studi untuk meraih gelar Sarjana adalah 144 SKS (satuan kredit semester) dan secara normatif ditempuh selama 4 tahun.[rujukan?]

Magister (S2)

Gelar magister yang ada di Indonesia antara lain
  • Master of Arts (MA)
  • Master of Computer Science (M.Cs.)
  • Magister Agama (M.Ag.)
  • Magister Kehutanan (M.Hut.)
  • Magister Manajemen (M.M.)
  • Magister Sains (M.Si.)
  • Magister Ilmu Komputer (M.Kom.)
  • Magister Teknologi Informasi (M.T.I.)
  • Magister Manajemen Sistem Informasi (MMSI.)
  • Magister Pendidikan (M.Pd.)
  • Magister Akuntansi (M.Ak.)
  • Magister Administrasi Rumah Sakit (M.A.R.S.)
  • Magister Seni (M.Sn)
  • Magister Farmasi (M.Farm.)
  • Magister Psikologi (M.Psi.)
  • Magister Kenotariatan (M.Kn.)
  • Magister Manajemen Pendidikan (M.M.Pd.)
  • Magister Teknik (M.T.)
  • Magister Humaniora (M.Hum.)
  • Magister Statistik (M.Stat.)
Gelar magister ditulis di belakang nama yang berhak dengan mencantumkan huruf M diikuti inisial bidang studi. Strata pendidikan Magister ini disebut sebagai Strata-2 atau biasa disingkat S2.Khusus untuk gelar MA (Master of Arts) yang diberikan pada IAIN Sumatera Utara untuk Program studi (Ekonomi Islam, Pendidikan Islam, Tafsir Hadis, Filsafat Islam, dan Hukum Islam)

 

Doktor (S3)

Doktor adalah gelar akademik tertinggi yang dapat diberikan kepada seseorang yang menempuh pendidikan yang diperoleh dari perguruan tinggi. Untuk memperoleh gelar Doktor di Indonesia, seseorang umumnya harus menempuh perkuliahan (kelas) dan diakhir melakukan penelitian untuk menyusun disertasi. Di Indonesia, gelar doktor dari bidang studi apapun bergelar Doktor dan ditulis di depan nama yang berhak dengan mencantumkan singkatan 'DR'. Strata pendidikan Doktor ini disebut sebagai Strata-3 atau biasa disingkat S3. contoh: Dr. (Nama) (Nama Keluarga)

 

Gelar Akademik Baru

Berdasarkan surat edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan Nasional (sekarang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) nomor 1030/D/T/2010[1] tanggal 26 agustus 2010, ditetapkan nomenklatur baru serta kompetensi lulusan untuk empat bidang ilmu, yakni: psikologi, ilmu komunikasi, ilmu komputer,ilmu administrasi dan arsitektur lanskap. Daftar gelar untuk lulusan keempat bidang ilmu tersebut adalah sebagai berikut:
Bidang Ilmu Psikologi
  • Sarjana
  • Magister
    • Psikologi (M.Si.)
    • Psikologi Profesi (M.Psi.)
    • Psikologi terapan (M.Psi.T.)
Bidang Ilmu Komunikasi
Bidang Ilmu Komputer
Bidang Arsitektur Lanskap
  • Diploma
  • Sarjana
    • Sarjana Arsitektur Lanskap (S.SArl.)
  • Magister
    • Magister Arsitektur Lanskap (M.SArl.)
    • Magister Arsitektur Lanskap Terapan (M.Arl.)
Bidang Administrasi
  • Sarjana
    • Sarjana Administrasi Bisnis (S.AB)
    • Sarjana Administrasi Publik (S.AP)
  • Magister
    • Magister Administrasi Bisnis (M.AB)
    • Magister Administrasi Publik (M.AP)
Sementara untuk jenjang S3 (Doktoral) pada keempat bidang ilmu tersebut tetap menggunakan gelar Doktor (DR.)

 

Gelar akademik di Hindia-Belanda dan Belanda

 

Gelar akademik di negara-negara yang menganut sistem Anglo-Saxon

Bachelor

Master

Doctor

 

Gelar akademik di Jerman

  • Diplom-Ingenieur (Dipl.-Ing.)
  • Magister
  • Doktor + Bidang Studi: Dr. rer. nat., Dr. phil., Dr. iur., Dr. rer. oec., Dr. rer. pol., Dr. med., Dr.-Ing

    Sumber:  http://id.wikipedia.org/wiki/Gelar_akademik

MELIHAT MEMPERGUNAKAN OTAK KANAN DAN OTAK KIRI



(1) Satukan dan lipat kedua tangan seperti saat berdoa. Perhatikan tangan anda - apa yang terlihat ?

 


 Jika jempol kiri di atas jempol kanan --> otak kiri, Jika jempol kanan di atas jempol kiri --> otak kanan


(2) Sekarang lipat lengan tangan menyilang di depan dada (seperti saat duduk di bangku SD).

 


 Tangan kanan di atas tangan kiri --> otak kiri, Tangan kiri di atas tangan kanan --> otak kanan

Dari kedua pengamatan di atas (1+2), di bawah ini adalah interpretasi dari kepribadian anda :


 
KANAN-KIRI

Penuh pertimbangan, tradisional, jenis tidak langsung.

Secara naluri bisa membaca emosi orang lain, dan tanggapannya secara alamiah bersahabat.

Walaupun tidak terlalu berinisiatif dalam melangkah maju, tetapi akan selalu memberikan dukungan di belakang orang lain.

Memiliki kepribadian yang stabil dan penuh pertimbangan, sehingga memberikan perasaan terlindungi bagi orang lain.

Tetapi kelemahannya adalah mereka tidak bisa berkata "tidak"; meskipun sebetulnya tidak ingin, mereka tetap akan berusaha menyenangkan orang lain.


 

KANAN-KANAN

Tipe orang yang menyukai tantangan, berterus terang.

Satu kali mereka memutuskan satu hal, akan segera mengambil tindakan.

Sangat ingin tahu dan menyukai tantangan. Berani menghadapi tantangan tanpa berpikir jauh (kadang kala dengan bodoh).

Kelemahannya adalah mereka tidak mendengarkan orang lain, dan hanya menyaring apa yang ingin mereka dengar dalam suatu percakapan, serta sangat subyektif.

Bagaimana pun juga, karena sikap terus terangnya, mereka cenderung dengan wajar menjadi orang yang populer.


KIRI-KIRI

Berdedikasi, dingin, perfeksionis, sangat logis dalam semua aspek.

Satu-satunya cara untuk mengalahkan (atau memperngaruhi) mereka adalah dengan memberikan alasan-alasan yang tepat.

Mereka punya banyak kebanggaan, dan merasa kuat untuk melakukan hal-hal yang benar.

Jika mereka menjadi temanmu, mereka sangat bisa dipercaya.

Akan tetapi jika mereka adalah lawan, maka akan sangat susah untuk membuat kesepakatan dengan mereka.

Karena mereka bisa begitu perfeksionis, maka biasanya mereka meninggalkan kesan yang buruk karena susah untuk membuat kesepakatan saat pertama kali bertemu.


 
KIRI-KANAN

Suka memperhatikan orang lain, tipe pemimpin.

Punya kemampuan mengamati yang tajam dan dingin dalam memandang melalui berbagai situasi, dan bahkan masih bisa menimbang untuk kebutuhan yang lain.

Karena mereka memiliki pembawaan yang kalem dan dingin, dan rasa tanggung jawab yang kuat, mereka bisa menjadi pemimpin dalam kelompok.

Populer di antara orang lain. Bagaimana pun, mereka mungkin tidak bisa menahan dirinya untuk mencampuri urusan orang lain karena mereka selalu punya keinginan yang kuat untuk memperhatikan orang lain. Selalu peduli dengan pandangan orang lain tentang dirinya, dan selalu waspada.

http://cornellio.multiply.com/journal/item/202/Otak_kanan_atau_otak_kiri_?replies_read=2