Tepat pukul 09.15 WIB acara dimulai, peserta dan undangan telah berkumpul di ruang pertemuan Hotel Sitamiang Padang Sidempuan, acara di pandu oleh Ahmad Afandi Nasution, dan selanjutnya acara dilanjutkan dengan sambutan dan laporan dari Manajer kampanye Program Efrizal Adil Lubis yang menyampaikan bahwa pelatihan dan magang kelompok petani dari 4 desa target (Sugi Jae, Sugi Julu, Janji Manaon dan Aek Nabara) merupakan rangkaian kegiatan dari program Kampanye Bangga, kegiatan ini merupakan kegiatan memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan khusus kepada pengurus kelompok CU sehingga nantinya di kelompok mampu menjalankan CU ini dengan baik dan menghasilkan laskar-laskar konservasi.
Kemudian, dilanjutkan dengan sambutan dan membuka acara pelatihan dan magang CU ini oleh Pemerintah Kecamatan Marancar yang diwakili oleh Sekretaris Kecamatan Bapak Ongku Muda Atas Siregar, SE. dalam sambutannya menyatakan bahwa program yang dilakukan oleh yayasan PEKAT dan RARE ini merupakan inovatif positif bagi kelompok-kelompok petani di Marancar, dan selanjutnya beliau juga menyampaikan kepada peserta pelatihan dan magang yang juga merupakan pengurus Kelompok CU di empat desa, dalam program CU ini nantinya pemerintah kecamatan siap membantu kelompok, misalnya saat ini program PNPM bisa disinkronisasikan dengan program kelompok CU nantinya, ‘tolong saya tetap di informasikan terus tentang perkembangan kelompok CU ini’ dan kita sama-sama bangun dan kembangkan potensi hutan dan ekonomi petani di Marancar. Pesan kami dari pemerintah kecamatan adalah pergunakan waktu dan kegiatan ini sebaik-baiknya dan kembangkan sumberdaya kita untuk Marancar kedepan yang hutannya lestari, petaninya makmur. Dengan mengucapkan Bismillahnirrohmannirohim maka saya atas nama Pemerintah kecamatan Marancar mebuka acara pelatihan dan magang kelompok CU yang didampingi Yayasan PEKAT ini.
Persentasi Narasumber
Selepas acara di buka, maka dilanjutkan dengan peresentasi dari Kepala Bidang KSDA Wilayah II Padang Sidimpuan Balai Besar KSDA Sumatera Utara, bapak Hardiman. Pak Hardiman membawakan tema tentang Cagar Alam Dolok Sibualbuali dan Suaka Alam Dolok Lubuk Raya, dalam persentasinya disampaikan permasalahan umumnya disebabkan laju deforestasi hutan semakin ekstrim, terutama penurunan kuantitas dan kualitas sumberdaya hayati dan ekonomi (SDAH&E) yang pemanfaatannya kurang bijaksana, banyak merebak aksi-aksi yang tidak bertanggungjawab, kemudian laju pertumbuhan penduduk yang tiap waktu meningkat dan tidak terkendali, kemudian pesatnya perkembangan teknologi yang tidak di kuti dengan peningkatan kualitas pengelolaan sumberdaya Manusia. Bapak Hardiman juga menjelaskan pengertian tentang sumberdaya alam hayati, konservasi sumberdaya alam hayati, tumbuhan, satwa, tumbuhan liar, satwa liar dan habitat. Bahkan dijelaskan juga kepada peserta yang juga merupakan pengurus kelompok CU itu tentang pengertian dari kawasan suaka alam, cagar alam, suaka margastawa, cagar bisofer dan kawasan pelestarian alam lainnya. Bapak Hadirman juga menyatakan bahwa BBKSDA siap bekerjasama dengan kelompok CU ini, apa lagi BBKSDA saat ini memiliki program pengelolaan KSA dan KPA yang bertujuan mengusahkan terwujudnya kelesatrian SDAH & E sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan. Kapan saja dan silahkan kelompok CU ini melakukan koordinasi dengan kami, tentunya kalau bisa didampingi Yayasan Pekat.
Saudara Amri Yasin Nasution dari Yayasan Lintas Cakrawala yang merupakan sebuah LSM yang berdomisili di kota Sipirok , serta beraktivitas dalam bidang kehutanan ini menyampaikan persentasenya tentang Hutan dan Masyarakat. Dalam penyampaiannya dipaparkan tentang pentingnya hutan bagi masyarakat petani, terutama tentang pengaturan tata air, kemudian sebagai kawasan perlindungan plasmanuftah dan unsure hara, dan peran mempertahankan iklim baik secara mikro maupun makro. Amri juga menyampaikan ‘ada hutan ada kayu’ semua mesti selaras. Selanjutnya beliau menyampaikan banyak terjadi penebangan hutan menjadi perkebunan dengan tanaman eksotik, sehingga banyak lahan kritis, dan akibatnya terjadi banjir, longsor, kekeringan, munculnya hama dan rusaknya keseimbangan lingkungan. Maka perlu melakukan perbaikan, terutama rehabilitasi lahan kritis dengan tanaman kehutanan, kemudian peningkatan kapasitas masyarakat, dan memprkenalkan serta menerapkan usaha alternative non-hutan, seperti pertanian organic, peternakan, perikanan dan home industry. Dan diakhir persentasina Amri Yasin Nasution menyampaikan bahwa penerapan konservasi jangan lupa system silvikultur (implementasinya usaha-usaha alternative selalu ada kesesuaian lahan terhadap tanaman dan hewan), kemudian bangkitkan kembali semangat kegotongroyongan yang telah diwariskan leluhur kita “Demi Kelestarian Hutan Kita”.
P. Sidemuan, 20 Februari 2010; Efrizal Adil Lubis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar