Jumat, 13 Agustus 2010

WALAU BERAT SEBUAH KAMPANYE MARKETING SOSIAL, TETAP SEMANGAT!

“Bisa kita pasang, tetapi berapa nilai kontraknya?” profit oriented merupakan gambaran para pengusaha angkutan umum di kota Padang Sidempuan dan Medan yang masih minim pengetahuannya terhadap penting dan manfaat dari sebuah kawasan konservasi bagi dirinya dan generasi kedepan.
“Pantang surut sebelum memulai pertempuran”, ujar Ahmad Afandi Nasuition, salah seorang staff lapangan Yayasan Pekat, satu atau tiga kali melakukan pertemuan dengan pemilik atau driver mobil angkutan belum dikatakan memulai pertempuran, kalau bisa berkali-kali baru itu namanya pertempuran.
Dari tiga perusahaan angkutan umum yang dikunjungi oleh staff lapangan, masing-masing memiliki perdebatan unik dengan calo, driver, pemilik dan petugas loket perusahaan angkutan tersebut.  Reaksi pertama sudah pasti orientasi terhadap nilai ekonomi, tetapi dari sekian ratus manusia tersebut masih juga didapatkan orang-orang yang mampu berpikir sehat.  Akhirnya diperoleh 30 orang yang bersedia mobil angkutannya sebagai wadah kampanye bangga Hutan Batang Toru Blok Barat ini.
Sungguh sebuah pekerjaan berat, memang kelihatan sederhana. Memohon kesediaan pemilik mobil, kemudian menempelkan sticker one way, tetapi bukan seperti itu yang didapatkan dilapangan, ternyata tantangan itu membutuhkan energy dan semangat yang kuat. Hal ini dialami oleh staff lapangan Yayasan Pekat, dimulai dengan menyebar terlebih dahulu lembar kuesioner dan melakukan wawancara sela dengan driver, penumpang dan pemilik mobil.
Dari temuan tersebut beberapa hal materi kampanye dirubah sesuai dengan temuan di lapangan, setelah itu kembali melakukan konformasi kepada pemilik mobil, dan yang mengejutkan kembali adalah berubahnya kesediaan pemilik mobil yang tadi bersedia menjadi tidak bersedia. Staff lapangan segera melakukan pendekatan kepada pemilik mobil lainnya untuk mendapatkan kesempatan menempelkan sticker kampanye bangga. Yang memberatkan lagi adalah, diantara pemilik mobil tersebut adalah pemodal atau penadah kayu dari perambahan hutan di kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat. Alhasil, apa mau dikata yang terjadi adalah sindiran dan makian kecil dari oknum tersebut terhadap staff lapangan Yayasan Pekat.
Ini baru permohonan izin menempel dan survey, tantangannya begitu berat dan menyulitkan, namun begitupun staff Yayasan Pekat masih memiliki keyakinan untuk menempelkan sticker one way kampanye bangga ini di mobil angkutan umum, sesuai dengan semangat Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.
Poken Arba, Agustus 2009, Efrizal Adil

Tidak ada komentar:

Posting Komentar