Selasa, 17 Agustus 2010

RADIO ALAT KAMPANYE EFEFTIF

Iklan Radion

Karena ketidak adanya akses dan keterbatasan pengguna telepon selular maupun telepon kabel di desa, maka dipergunakan kupon radio yang diberi nama ”kupon Mandiri” yang disebarkan oleh pengurus kelompok UBSP di kedai kopi, warung, dan tempat-tempat strategis lainnya. Kupon ini dijual, dengan harga Rp. 500,- per lembar, uang hasil penjualan kupon akan masuk kedalam uang kas kelompok UBSP.

Didalam kupon terdapat permintaan lagu dan pesan/kesan mereka terhadap kondisi desa dan hutan sekitar mereka, umumnya kupon yang telah ditulis oleh masyarakat petani, akan dikumpulkan oleh pengurus kelompok UBSP, sembari mengambil uang pembelian kupon kepada pemilik kedai kopi, warung dan tempat lainnya. Setelah terkumpul, pengurus kelompok UBSP tersebut menyerahkan kepada pemandu desa yang sudah terlatih. Bersama staff lapangan Yayasan Pekat, pemandu desa akan mengantar kupon-kupon yang telah terisi tadi ke Radio FM Burhanuddin Padang Sidempuan, jarak tempuh dari desa ke stasiun radio membutuhkan waktu 4 jam lebih, dan memakai kenderaan sepeda motor.

Beragam pendapat masyarakat terhadap pesan dan kesan mereka terhadap ekonomi dan konservasi, namun diakhir-akhir program terlihat harapan besar masyarakat desa terhadap baiknya hutan mereka, disamping dalam beberapa bulan yang lalu terjadi longsor dan banjir bandang di beberapa desa tetangga mereka, sehingga isi pesan lebih kepada permintaan menyelamatkan hutan sebagai sumber air dan penahan erosi, serta rumah bagi berbagai keanekaragaman hayati, khususnya terhadap orangutan sumatera di desa mereka yang telah begitu mereka ketahui menjadi sorotan dunia Internasional.

Dalam satu minggu pemandu desa dan staff lapangan Yayasan Pekat bisa mengumpulkan 50-100 lembar kupon mandiri, dan menyerahkan kepada penyiar radio FM Burhanuddin Padang Sidimpuan untuk dibacakan, oleh penyiar radio kupon ini tidak masuk dalam acara khusus mereka, tetapi bisa saja kupon ini dibaca dipagi hari, siang, atau malam hari, sesaui dengan jadwal acara permintaan lagu program radio iru sendiri. Secara tidak langsung petugas radio membacakan pesan yang ada di kupon dan di dengar oleh berbagai lapisan masyarakat sesaui dengan jangkauan siaran radio ini, jadi tidak terbatas hanya di 4 desa target dalam proyek ini. Dan menariknya lagi di dalam KAP Survei awal diketahui bahwa untuk hiburan dan informasi, radio dikalahkan oleh Televisi, tetapi setealh program ini berjalan radio merupakan saingan berat dari televisi untuk hiburan dan informasi di desa-desa target proyek ini.

Dikusi Radio

Harapannya adalah kampanye akan bekerja sama dengan stasiun radio FM Baharuddin Padang Sidempuan untuk menyelenggarakan acara telepon interakatif. Acara ini akan digunakan untuk menyediakan informasi tambahan dan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan para pendengar terutama dalam masalah pertanian dan perkebunan masyarakat petani. Pada akhirnya setelah dilakuakn KAP Survei dan diskusi dengan masyarakat petani, diketahui bahwa signal telekomunikasi selular di 4 desa target tidak ada dan penggunaan atau yang memanfaatkan telepon selular bisa dihitung hanya beberapa orang saja dan dipergunakan pada tempat-tempat tertentu di desa.

Tim kerja Kampanye Bangga Yayasan Pekat melakukan diskusi dengan Program Project Manager (PPM) RARE di Bogor, akhirnya diputuskan untuk memanfaatkan radio dalam melakukan diskusi kelompok dan masyarakat petani lainnya. Program radio ini dimaulai dengan menyiarkan terlebih dahulu rekaman wawancara staff lapangan dengan masyarakat petani tentang permasalahan pertanian, perkebunan, kesehatan dan lingkungan sekitar mereka, 2-3 hasil wawancara tadi dipilih yang dari persoalan yang terbanyak kasusnya, kemudian hasil rekaman wawancara tersebut (direkam dalam taperecorder mini) kembali diperdengarkan dengan ahli (sebagai panelis) sesuai dengan bidangnya di kota Medan, kemudian tim kerja kampanye bangga meminta kepada ahli untuk menjawabnya serta memberikan beberapa saran, masukkan dan contoh-contoh keberhasilan ditempat lain, serta beberapa contoh kegagalan yang hampir sama dengan permasalahan yang ada didesa. Semua pembicaraan dengan panelis direkam dalam taperecorder mini, hasil pembicaraan dengan panelis dan wawancara dengan masyarakat petani tadi kemudian di edit dalam komputer (laptop; dengan program Adobe Audition 1,5. Hasil rekaman tersebut di masuk kedalam CD dan diserahkan kepada Radio FM Baharuddin Padang Sidempuan untuk diputarkan pada hari tertentu yang telah disepakati bersama anggota kelompok dan masyarakat petani lainnya.

Pendengar radio adalah anggota kelompok dan beberapa masyarakat petani yang hadir di salah satu rumah anggota kelompok UBSP. Sebelum berkumpul, staff lapangan dan pengurus kelompok membuat pengumuman di papan publikasi desa tentang rencana ’diskusi radio’ yang diselenggarakan tanggal, waktu, dan tempat keberadaan diskusi serta materi diskusi minggu ini. Setelah anggota kelompok dan masyarakat petani lainnya berkumpul, maka tim kerja kampanye bangga membagikan lembar fakta yang isinya berkaitan dengan materi diskusi, lembar fakta adalah tambahan informasi tentang kaitan pertanian dan konservasi, hal ini selalu diutamakan dalam lembar fakta tersebut.

Pertama, radio akan menyiarkan ILM radio, kemudian dilanjutkan dengan hasil rekaman wawancara dengan angota masyarakat petani (2-3 wawancara pendek), yang diungkapkan adalah permasalahan,baru selanjutnya rekaman dengan panelis, 5 menit kemudian siaran dari panelis dihentikan, penyiar radio membacakan perminta lagu dari masyarakat petani (dari kupon mandiri), hanya 1 lagu saja, kemudian lanjutan pembicaraan rekaman panelis dilanjutkan, 5 menit kemudian permintaan lagu dari kupon mandiri dibacakan kembali, dan cukup 1 lagu saja. Kemudian dilanjutkan dengan pembicaraan rekaman panelis tadi. Biasanya pembicaraan panelis direkam hanya 15 menit, saat pemutaran lagu, staff lapangan meminta kepada anggota kelompok dan masyarakat petani yang mendengar untuk mencatat hal-hal penting yang didengar atau persoalan apa yang tidak dipahami dari siaran tersebut. Dan begitu selesai pembicaraan panelis di radio, maka dilanjutkan dengan, pengumuman tentang topik minggu depan dan di iringi dengan hasil wawancara dengan masyarakat petani mengenai permasalahn mereka untuk topik minggu depan.

Dengan berakhir mendengar radio tersebut, maka diskusi dilanjutkan dengan dipandu oleh staff lapangan dan pemandu lokal yang telah dilatih sebelumnya, diskusi berlangsung dengan memakai metode ORID, bila beberapa pertanyaan tidak dapt dijawab dalam diskusi ini, maka dalam lembaran khusus akan dicatat dan dibawa kembali ke panelis, pada pertemuan selanjutnya akan dijawab dalam lembaran fakta.

Demikian suasana diskusi dengan memakai media radio, hal ini dipergunakan karena jarak tempuh desa yang jauh dan akses komunikasi selular tidak ada. Sehingga jangkauan radio sangat menguntungkan untuk menyebarkan pengetahuan dan informasi.

Bogor, 17 Agustus 2010; Efrizal Adil

Tidak ada komentar:

Posting Komentar